1) Agung Sukma (20210317)
2) Fandy Ahmad (22210592)
3) Harmedianto (23210150)
4) Lingga Priodila (24210042)
5) Oscar Leobrando A.P (25210290)
Latar
Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan
dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Entitas yang tidak mampu bersaing
maka tidak akan bertahan dan akan tersingkir dari dunia usaha yang
dijalankannya. Hal ini berkaitan dengan salah satu tujuan yang
penting dan harus diusahakan oleh semua jenis usaha yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup entitas dalam jangka waktu yang lama (going concern),
selain tujuan entitas pada umumnya yaitu memperoleh laba dari bidang usahanya.
Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis menuntut entitas
untuk terus bertumbuh dan berkembang dalam bentuk peningkatan kapasitas
produksi dan atau perluasan usaha dengan mengkombinasikan jenis produksi.
Pengembangan usaha tersebut menyebabkan entitas membutuhkan dana yang cukup
banyak, sedangkan pembiayaan tradisional yang ada selama ini (pinjaman bank dan
investasi asing) semakin sulit didapatkan. Kondisi ini mendorong entitas untuk
mencari sumber pembiayaan yang dapat menyediakan dana dalam jumlah besar untuk
keperluan pengembangan usaha dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya.
Oleh karena itu pandangan para pemilik entitas diarahkan
pada pasar modal. Peranan pasar modal sekarang ini dirasakan semakin
penting berkaitan dengan fungsi pasar
modal sebagai sarana mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang
ingin menanamkan modalnya dalam pasar modal. Melalui pasar modal entitas dapat
memperoleh dana baik berupa modal sendiri
maupun modal pinjaman.
Kemampuan entitas dalam beroperasi dapat terlihat dalam
kinerja yang diperolehnya yaitu melalui laporan keuangan yang berisi informasi
tentang data-data keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting
bagi calon investor karena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja
dari suatu entitas.
Dalam menanamkan modalnya, investor akan mempertimbangkan
dengan sebaik-baiknya ke entitas mana modal akan ditanamkan. Entitas yang
dipilih tentu saja entitas yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik,
karena itulah analisis atas kinerja suatu entitas perlu dilakukan. Kinerja yang
dicapai oleh suatu entitas akan berpengaruh terhadap harga saham, karena
entitas yang kinerjanya baik akan menarik banyak investor untuk membeli saham
yang diterbitkan oleh entitas yang bersangkutan.
Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja keuangan PT. Fast Food
Indonesia Tbk Nasional dan Multi Nasional pada tahun 2012 dilihat dari rasio
nilai pasarnya ?
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui kinerja keuangan PT. Fast Food Indonesia Tbk Nasional
dan Multi Nasional pada tahun 2012 dilihat dari rasio nilai pasarnya.
Landasan Teori
Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja perlu diukur dan dievaluasi
untuk menentukan sejauh mana keberhasilan atas kinerja tersebut dapat mencapai
suatu tujuan tertentu. Dua aspek yang
sering digunakan dalam menilai kinerja adalah efektivitas dan efisiensi. Efektivitas mencerminkan hubungan output dengan
suatu tujuan tertentu, sedangkan efisiensi menggambarkan hubungan antara input
dan output.
Menurut Irham
Fahmi (2012) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu entitas telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.Dari
definisi kinerja keuangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja
keuangan gambaran hasil sejauh mana entitas telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Earning
Per Share (EPS)
-
Earning
Per Share
Earning
per share (laba perlembar saham) adalah tingkat keuntungan
bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih entitas pada saat
menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh dari laba bersih
setelah pajak dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
Price
Earning Ratio (PER)
-
Price
Earning Ratio
Price
Earning Ratio digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang
diinvestasikan pada suatu saham atau menghitung kemampuan suatu saham dalam
menghasilkan laba. Rasio ini adalah hubungan antara harga pasar saham dan laba per
saham. Rasio harga saham terhadap laba banyak digunakan oleh investor.
Dividen
Payout Ratio (DPR)
-
Dividen
Payout Ratio
Rasio ini adalah untuk mengukur bagian
laba sekarang yang dibagikan sebagai dividen. Semakin tinggi DPR akan menguntungkan
investor (pemegang saham) tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah
internal financial karena memperkecil laba ditahan dan sebaliknya.
Dividend
Yield Ratio (DYR)
-
Dividend
Yield Ratio
Rasio ini adalah untuk mengukur tingkat
imbal hasil (hanya dalam bentuk dividen tunai) yang akan diterima oleh seorang
investor yang membeli saham biasa pada harga pasar saat ini. Rasio imbal hasil
dividen yang rendah dengan sendirinya tidak berarti buruk atau baik.
Debt
to Equity Ratio (DER)
-
Debt
to Equity Ratio
Rasio ini adalah untuk melihat seberapa
besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki.
Tak jadi soal jika laba sedikit asal perusahaan tetap mampu membayar semua
kewajibanya dengan modal yang dimiliki.
Dividen
Per Share
(DPS)
-
Dividen
Per Share
Deviden merupakan pembagian sisa laba
perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham)
Pembahasan
PT. Fast Food Indonesia Tbk (Nasional)
Earning
Per Share (EPS)
-
Earning
Per Share
Jadi, tingkat keuntungan bersih untuk
tiap lembar saham yang mampu di peroleh
PT. Fast Food Indonesia,Tbk sebesar Rp.447,5.
Price
Earning Ratio (PER)
-
Price
Earning Ratio
Jadi, Tingkat pengembalian modal yang
diinvestasikan pada suatu saham pada PT.Fast Food Indonesia,Tbk adalah 30,7%
Dividen
Payout Ratio (DPR)
-
Dividen
Payout Ratio
Rasio ini adalah untuk mengukur bagian
laba sekarang yang dibagikan sebagai dividen. Semakin tinggi DPR akan
menguntungkan investor (pemegang saham) tetapi dari pihak perusahaan akan
memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan dan sebaliknya.
Dividend
Yield Ratio (DYR)
-
Dividend
Yield Ratio
Rasio ini adalah untuk mengukur tingkat
imbal hasil (hanya dalam bentuk dividen tunai) yang akan diterima oleh seorang
investor yang membeli saham biasa pada harga pasar saat ini. Rasio timbal hasil
dividen yang rendah dengan sendirinya tidak berarti buruk atau baik.
Debt
to Equity Ratio (DER)
-
Debt
to Equity Ratio
Rasio ini adalah untuk melihat seberapa
besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki.
Tak jadi soal jika laba sedikit asal perusahaan tetap mampu membayar semua
kewajibanya dengan modal yang dimiliki.
Dividen
Per Share
(DPS)
-
Dividen
Per Share
Deviden merupakan pembagian sisa laba
perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham)
PT Fast Food Indonesia
Tbk (Multi Nasional)
Earning
Per Share (EPS)
-
Earning
Per Share
Jadi, tingkat keuntungan bersih untuk
tiap lembar saham yang mampu di peroleh
PT. Fast Food Indonesia,Tbk sebesar Rp.24,32.
Price
Earning Ratio (PER)
-
Price
Earning Ratio
Jadi, Tingkat pengembalian modal yang
diinvestasikan pada suatu saham pada PT.Fast Food Indonesia,Tbk. Adalah 310,4.
Dividen
Payout Ratio (DPR)
-
Dividen
Payout Ratio
Jadi, tingkat pengukuran bagian laba
sekarang pada suatu saham pada PT. Fast Food Indonesia, Tbk. Adalah 1,45.
Dividend
Yield Ratio (DYR)
-
Dividend
Yield Ratio
Jadi, tingkat imbal hasil dalam bentuk
deviden tunai pada PT. Fast Food Indonesia, Tbk. Adalah Rp. 0,005.
Debt
to Equity Ratio (DER)
-
Debt
to Equity Ratio
Jadi, tingkat kemampuan PT. Fast Food
Indonesia, Tbk. Dalam melunasi hutangnya dengan modal yang dimiliki adalah Rp.
82,69.
Dividen Per Share (DPS)
-
Dividen
Per Share
Jadi, dalam pembagian sisa laba pada PT.
Fast Food Indonesia, Tbk. Adalah Rp. 22,46
Kesimpulan
Pada PT. Fast Food Indonesia Tbk
(Nasional) pada tahun 2012 mendapat EPS sebesar Rp.447,5, PER sebesar 30,7, DPR
sebesar 0,22, DYR sebesar 0,007, DER sebesar 0,798 dan DPS sebesar 0,10.
Sedangkan pada PT. Fast Food Indonesia
Tbk (Multi Nasional) pada tahun 2012 mendapat EPS sebesar Rp.24,32, PER sebesar
310,4, DPR sebesar 1,45, DYR sebesar 0,005, DER sebesar 82,69 dan DPS sebesar
22,46
Daftar Pustaka
Fahmi,
Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.
PSAK no.1 revisi 2009
Rescyana
Putri Hutami. 2012. Pengaruh Devidend per Share, Return on Equity dan Net
Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat
di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal
Nominal, Vol 1 (No 1).
Tita
Deitiana. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Deviden
terhadap Harga Saham. Jurnal Bisinis dan
Akuntansi, Vol 13 (No 1).
Variyetmi
Wira, SE, MM. 2012. Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Likuiditas Saham
Menggunakan Trading Turnover. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 3 (No 2).